SOSIALISASI PENYELAMATAN HUTAN MANGROVE DALAM RANGKA PELESTARIAN SUMBERDAYA HAYATI BAGI MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN SUKADANA, KAYONG UTARA KALIMANTAN BARAT

Rafdinal Rafdinal

Sari


Artikel ini menyajikan hasil pengabdian pada masayarakat (PKM) pada masyarakat nelayan Kecamatan Sukadana Kayong Utara Kalimantan Barat dalam usaha penyelamatan dan pelestarian sumberdaya hayati hutan mangrove. Tujuan PKM secara umum untuk mengkaji persepsi dan partisipasi masyarakat nelayan Kecamatan Sukadana Kayong Utara dalam pemanfaatan, pencegahan kerusakan hutan mangrove, serta memberikan penyuluhan terkait penyelamatan hutan mangrove dalam rangka pelestarian sumberdaya hayati pesisir. Metode PKM dilakukan melalui penyuluhan. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat terkait penyelamatan sumberdaya hayati mangrove, sebelum dan sesudah penyuluhan dilakukan evaluasi dalam bentuk  pengisian kuisioner terhadap peserta PKM. Jumlah peserta PKM yang hadir berjumlah 68 peserta yang merupakan perwakilan dari kelompok nelayan, pemuda dan kelompok desa wisata (POKDARWIS) se Kecamatan Sukadana.  Berdasarkan hasil kuisioner sebelum pemberian penyuluhan menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk (53 %) memiliki pengetahuan kategori cukup baik tentang manfaat, kerusakan akibat pemanfaatan, dan perlunya pencegahan kerusakan hutan mangrove. Pentingnya manfaat hutan mangrove, kerusakan akibat pemanfaatan, dan perlunya pencegahan kerusakan; secara umum belum dipersepsikan secara positip oleh penduduk setempat.  Meskipun demikian partisipasi mereka dalam pemanfaatan dan pencegahan kerusakan hutan mangrove; sebagian besar termasuk kategori cukup baik. Tingkat partisipasi penduduk dalam pengelolaan hutan mangrove, sangat dipengaruhi oleh frekuensi kontak dengan media masa, intensitas pelatihan konservasi yang diikuti  dan kontribusi hutan mangrove terhadap ekonomi keluarga. Kebijakan pemerintah daerah untuk pengelolalaan hutan mangrove, ditanggapi secara negatip oleh masyarakat setempat. Hal itu disebabkan oleh belum adanya usaha pengelolaan hutan mangrove secara jelas dan tegas. Berdasar temuan tersebut maka aspek-aspek sosial ekonomi masyarakat setempat, perlu digunakan sebagai salah satu dasar pengelolaan hutan mangrove

Kata kunci: Mangrove, Pelestarian, Sumberdaya hayati, Masyarakat Nelayan, Sukadana

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Bismark, M. Subiandono, E. and Heriyanto, N.M. 2008.Keragaman dan potensi jenis serta kandungan karbon hutan mangrove disungai Subelen Siberut, Sumatera Barat. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Giesen, Wim, Zieren, Max, Scholten, and Liesbeth. 2006. Mangrove Guidebook For Southeast Asia. FAO and Wetlands International.

Pitaya, B. 2001. Persepsi masyarakat terhadap alang alang.Studi kasus di Duku Klangan, Glalaharajao, Cengkringa, Slamet Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Hutan Rakyat. Volume III.2:4

Rachman. 1996. Persepsi masyarakat terhadap lingkungan. Buletin Edelwaiss.TNGP-Cibodas. Volume IV:37

Rafdinal dan Dewi Elfidasari. 2006. Kajian potensi perempuan nelayan dalam rangka konservasi hutan mangrove di Kawasan pesisir Pantai Peniti Kabupaten Pntianak Kalimantan Barat. Laporan Penelitian Kajian Wanita Universitas Tanjungpura (tidak dipublikasikan

Sunoto. 1997. Analysis Kebijakan dalam Pembangunan Berkelanjutan, dalam Bahan Pelatihan Analisis Kebijakan Bagi Pengelolaan Lingkungan. Jakarta: Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup




DOI: https://doi.org/10.26418/binabahari.v1i1.4

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


 

BINA BAHARI ~ KARYA NYATA KERJA KITA 

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi
Pontianak 78124
Kalimantan Barat
Indonesia